Rabu, 14 Desember 2011

Indonesia Negara Tercepat Penularan HIV

Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, mengungkapkan bahwa epidemi HIV telah terjadi di Indonesia. Bahkan menurutnya, Indonesia merupakan negara dengan penularan HIV tercepat di Asia Tenggara.

Berdasarkan data resmi Kementerian Kesehatan, kata Sugiri, sekitar 26.400 pengidap AIDS dan 66.600 pengidap HIV positif, lebih dari 70 persen di antaranya adalah generasi muda usia produktif yang berumur di antara 20-39 tahun.

“Ini tentu saja belum mencerminkan data yang sesungguhnya, karena AIDS merupakan fenomena gunung es, di mana yang terlihat hanya sekitar 20 persen saja, sedangkan yang tidak diketahui jumlahnya akan lebih banyak,” ujar Sugiri di Taman Menteng, Jakarta, Minggu 20 November 2011.

Sugiri mengatakan, saat ini Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengetahui diri mereka terinfeksi HIV hanya sekitar 20 persen. Dengan kata lain, kata dia, 8 dari 10 ODHA tidak mengetahui bahwa diri mereka sudah terinveksi HIV, dan bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain.

“Hal ini turut andil meningkatkan kasus HIV di Indonesia. Pengidap HIV bukan hanya kelompok resiko tinggi saja, tetapi juga dari keluarga dan masyarakat biasa, termasuk ibu-ibu rumah tangga,” jelas Sugiri.



Oleh karena, Sugiri mengingatkan, sangat penting untuk melakukan deteksi dini infeksi HIV. Deteksi dini, lanjutnya, dapat dilakukan melalui konseling dan testing secara sukarela bagi mereka yang memiliki perilaku dengan resiko tinggi tertular HIV, sebagai upaya pencegahan agar tidak terinveksi HIV.

“Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah HIV dan AIDS. Tetapi epidemi HIV dan AIDS terus saja berlanjut seiring dengan maraknya pemakaian narkoba di Indonesia,” papar Sugiri.

Menurutnya, di beberapa provinsi di Indonesia sudah terjadi epidemi yang terkonsentrasi, di mana kelompok populasi yang beresiko terkena HIV mencapai lebih dari 5 persen.

Bahkan di Provinsi Papua, terang Sugiri, ada kecenderungan generalized epidemic, di mana masyarakat umum sudah terinfeksi lebih dari 2 persen, dengan rata-rata kasus 180,69.“Artinya, terdapat 180 orang terinfeksi HIV pada setiap 100 ribu penduduk di Papua,” ujarnya.

Sugiri mengemukakan data-data soal HIV/AIDS itu dalam Grand Final Lomba Rap Tingkat Nasional, untuk menyambut Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada 1 Desember 2011 mendatang. Lomba ini digelar oleh BKKBN, dan diikuti oleh 52 orang finalis dari 29 provinsi di Indonesia.

“Lomba RAP bukan sekedar perform di panggung. Melalui lomba ini, diharapkan para remaja tidak terjerumus untuk mengkonsumsi narkoba, tidak terinfeksi lHIV, serta tidak melalukan seks bebas. Remaja diharapkan dapat bertanggung jawab dan berperilaku positif,” tutur Sugiri.(eh)
Kondom

Satellite Provider

Reply »
|
Report Abuse
|
Judge it!
|
#3
Thursday Nov 24

Penyebaran HIV-AIDS di Indonesia Tercepat di Asia Tenggara

http://www.jpnn.com/read/2011/11/21/108636/Pe... -

JAKARTA - Upaya penanganan penyebaran kasus HIV-AIDS di Indonesia mendesak untuk dibenahi. Pasalnya, Indonesia menorehkan prestasi buruk dalam menekan penularan penyakit yang disebabkan virus perusak sistem kekebalan tubuh manusia itu. Indonesia mencatatkan diri sebagai negara dengan penularan HIV tercepat di Asia Tenggara.

Kondisi yang mengkhawatirkan tadi dipaparkan oleh Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief di Menteng, Jakarta kemarin (20/11). Selain mengatakan laju penularan HIV di Indonesia yang begitu cepat, Sugiri juga mengungkapkan jika Indonesia sudah ditetapkan epidemi virus dari keluarga Retroviridae itu.

Sugiri lantas membongkar data resmi yang dilansir Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Dia mengatakan, ada 26.400 jiwa pengindap AIDS di Indonesia. Selain itu, tercatat ada 66.600 jiwa penduduk Indonesia yang positif terinfeksi HIV.

Yang paling membuat Sugiri cemas adalah, 70 persen dari penderita AIDS dan penduduk yang positif terinfeksi HIV tadi adalah kategori usia produktif. Yaitu antara 20 tahun hingga 39 tahun. "Laporan tadi tentu belum mencerminkan data sesungguhnya," ujar Sugiri.

Dia memperkirakan jumlah riil penderita AIDS maupun yang masih terpapar HIV jauh lebih tinggi dari angka yang sudah tercatat Kemenkes. Sugiri menilai pengidap HIV-AIDS di Indonesia seperti fenomena gunung es. Maksudnya, jumlah kasus yang belum terungkap lebih besar dibandingkan dengan kasus yang sudah terdata.

Pernyataan Sugiri jika kasus HIV-AIDS di Indonesia seperti fenomena gunung es bukan tanpa alasan. Dia mengatakan, saat ini orang dengan HIV-AIDS (ODHA) yang mengetahui jika diri mereka terinfeksi HIV hanya sekitar 20 persen.

Dengan kata lain, delapan dari sepuluh ODHA yang mengetahui dirinya tertular HIV. Ini berarti, bisa diperkirakan jika jumlah sesungguhnya kasus HIV-AIDS empat kali lebih besar dari yang terdata di Kemenkes.

"Hal ini (ketidaktahuan ODHA jika dirinya tertular HIV, Red) turun andil meningkatkan kasus HIV di Indonesia," papar Sugiri. Pengidap HIV bukan hanya dari kelompok resiko tinggi (risti) saja.

Seperti pekerja seks komersial (PSK), pria pelanggan PSK, dan penggun narkoba suntik. Lebih dari itu, penyumbang tingginya kasus HIV-AIDS juga muncul dari keluarga atau masyarakat biasa. Termasuk ibu-ibu rumah tangga.

Guna menekan laju penularan HIV, Sugiri berharap upaya deteksi dini infeksi HIV terus digalakkan. Deteksi dini, tutur Sugiri, diantaranya dilakukan melalui konseling atau testing secara sukarela oleh orang-orang yang masuk kategori risti tertular HIV. Jika sudah terinfeksi, bisa segera ditangani. Sebaliknya jika belum tertular, bisa diupayakan pencegahan.

Sugiri mengatakan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menganggulangi persoalan penularan HIV dan meningkatkan penderita AIDS. Namun, epidemi HIV-AIDS terus berlanjut seiring dengan maraknya penggunakan narkoba di Indonesia.

Menurutnya, di beberapa provinsi di Indonesia sudah terjadi epidemi HIV yang terkosentrasi. Dimana kelompok populasi masyarakat yang risti tertular HIV mencapai lima persen. Sugiri mencontohkan, di Provinsi Papua ada kecenderungan generalized epidemic. Pasalnya, ada lebih dari dua persen masyarakat diluar kategori risti kini sudah tertular HIV. Sugiri memperkirakan, ada 180 orang terinfeksi HIV dari 100 ribu penduduk Provinsi Papua.

Berikut ini lima besar provinsi dengan laporan kasus AIDS kumulatif sejak 1987 hingga Juni 2011 yang direkam Kemenkes. Posisi pertama diduduki DKI Jakarta dengan catatan 3.997 kasus, Papua (3.938 kasus), Jawa Barat (3.809 kasus), Jawa Timur (3.775 kasus), Bali (1.747 kasus).

0 komentar: